OPTIK: Kuat Lensa dan Alat-alat Optik
KUAT
LENSA DAN ALAT-ALAT OPTIK
Disusun oleh:
Kelompok 6 / Pendidikan Fisika 5B
Gita Verawati
Rhodiatussholihah
Rosita Nur Azmi
Kekuatan
Lensa
Daya
Lensa adalah kekuatan lensa dalam memfokuskan lensa. Daya lensa berkaitan
dengan sifat konvergen (mengumpulkan berkas sinar) dan divergen (menyebarkan
sinar) suatu lensa. Untuk Lensa positif, semakin kecil jarak fokus, semakin
kuat kemampuan lensa itu untuk mengumpulkan berkas sinar. Untuk lensa negatif,
semakin kecil jarak fokus semakin kuat kemampuan lensa itu untuk menyebarkan
berkas sinar. Oleh karena itu kuat lensa didefinisikan sebagai kebalikan dari
jarak fokus. Rumus kekuatan lensa (power lens):
dengan
satuan P= 1/meter = Dioptri
Untuk
menambah kekuatan lensa kita dapat gunakan lensa gabungan dengan sumbu utama
dan bidang batas kedua lensa saling berhimpit satu sama lain. Dari penggabungan
lensa ini maka akan didapatkan fokus gabungan atau daya lensa gabungan.
Suatu
lensa gabungan merupakan gabungan dari dua atau lebih lensa dengan sumbu
utamanya berhimpit dan disusun berdekatan satu sama lain sehingga tidak ada
jarak antara lensa yang satu dengan lensa yang lain (d = 0).
Persamaan lensa gabungan dirumuskan
sebagai berikut.
dan daya lensa sebagai berikut.
Berlaku ketentuan untuk lensa positif
(lensa cembung), jarak fokus (f) bertanda plus, sedangkan untuk lensa negatif
(lensa cekung), jarak fokus bertanda minus.
ALAT OPTIK
Alat optik adalah alat yang berupa benda bening
yang digunakan untuk menghasilkan bayangan melalui pemantulan atau pembiasan
cahaya. Ada banyak macam alat optik, di antaranya seperti mata, karmera, lup,
mikroskop, dan teleskop.
1. MATA
Mata berbentuk hampir bulat
dengan diameter 2,5 cm. Agar mata tidak mudah luka, mata dibungkus oleh suatu
cangkang (sclera) berwarna putih yang keras. Bagian depan mata sedikit
lebih lengkung dibandingkan dengan bagian belakangnya. Bagian depan ini dibungkus selaput kuat transparan yang cukup tebal. Selaput ini
disebut kornea. Indeks bias kornea
sekitar 1,376. Di belakang kornea terdapat semacam cairan yang dinamakan aqueus humour. Cairan ini mempunyai
indeks bias hampir sama dengan indeks bias air, yaitu 1,33 dan berfungsi
sebagai pencuci mata. Di belakang cairan ini terdapat lensa mata. Di belakang lensa terdapat cairan getah bening
(Vitreourus humour) yang memiliki indeks bias 1,336. Cairan bertindak sebagai
pemberi zat-zat makanan untuk sel-sel mata. Ketika memasuki mata melalui
kornea, cahaya akan mengalami beberapa proses pembiasan sebelum bayangan di
permukaan belakang mata yang dinamakan retina.
Permukaan retina dilapisi oleh lapisan yang terdiri dari jutaan sel-sel
yang dinamakan sel-sel batang dan sel-se kerucut. Di daerah retina, ada bagian
yang hanya terdiri dari sel-sel kerucut saja, daerah ini dinamakan fovea. Cahaya yang tiba di retina dapat
merubah sistem sel-sel ini dan merangsangnya untuk mengirimkan sinyal-sinyal
listrik tertentu ke otak memalui sistem saraf
optik. Di muka lensa mata terdapat iris.
Warna-warna pada iris menentukn warna pada mata, apakah biru, cokelat, hijau,
atau kelabu. Iris bertugas mengatur banyak sedkitnya cahaya yang masuk mata.
Ini dilakukan dengan mengubah ukuran pupil/biji
mata atau lubang tempat cahaya masuk. Di tempat gelap atau intensitas
cahaya masuk mata sedikit, pupil akan membesar sehingga banyak cahaya yang
masuk. Sedangkan di tempat yang sangat terang, pupil mengecil untuk mengurangi
jumlah sinar yang masuk sehingga mata tidak
silau. Pembuluh-pembuluh darah (koroid) pada
mata berguna utuk memberi makanan pada sel-sel di retina. Sedangkan otot-otot siliar berguna untuk daya akomodasi
mata.
Fokus lensa mata kita dapat
berubah-ubah sehingga di manapun benda diletakan bayangannya akan selalu
terbentuk di retina (mata normal). Fokus mata kita dapat berubah-ubah karena
lensa mata kita elatis. Kemampuan mata kita utuk mengubah fokusnya disebut akomodasi. Akomodasi ini dilakukan oleh
otot-otot siliar dan sendi pengikat atau perekat. Pada keadaan normal otot-otot
siliar berada dalam keadaan rileks, namun sendi pengikat dalam keadaan
tegang. Bentuk lensa agak datar karena
lensa tertarik. Pada keadaan ini, sina-sinar yang datang dari tempat jauh (tak
hingga) akan dibiaskan ke retina. Mata yang berada pada keadaan ini disebut
mata yang ttidak berakomodasi. Ketika otot-otot siliar menegang, mata disebut
mata yang berakomodasi.
Berikut ini adalah beberapa penyakit pada mata:
a. Miopi
(rabun jauh/mata dekat). Penderita
miopi memiliki mata yang tidak dapat melihat benda jauh dengan jelas karena
daya akomodasinya terlalu lemah. Pada penderita miopi, bayangan benda jatuh di
depan retina. Cacat mata miopi dapat dibantu dengan cara menggunakan kacamata
lensa positif (cembung).
b. Hipermetropi
(rabun dekat/mata jauh). Penderita
hipermetropi memiliki mata yang tidak dapat melihat benda-benda pada jarak
dekat. Karena daya akomodasi yang lemah, bayangan benda jatuh di belakang
retina. Cacat mata hipermetropi dapat dibantu dengan menggunakan kacamata lensa
negatif (cekung).
c. Presbiopi
(mata tua). Presbiopi adalah cacat mata yang timbul
akibat daya akomodasi mata berkurang. Faktor pertambahan usia sehingga letak
titik dekat dan titik jauh mata bergeser. Penderita presbiopi dapat dibantu
dengan menggunakan kacamata berlensa rangkap (lensa positif dan negatif
sekaligus).
d. Astigmatisma. Astigmatisma
adalah cacat mata yang disebabkan karena kornea mata tidak berbentuk sferis
(irisan bola), melainkan melengkung pada satu bidang dari bidang yang lain
(berbentuk silinder). Penderita astigmatisma dapat dibantu dengan menggunakan
kacamata berlensa silindris.
2.
MIKROSKOP
Untuk
melihat benda-benda yang sangat kecil atau renik tidak cukup hanya dengan lup
saja. Untuk itu dalam penelitiannya Antonie Van Leeuwenhoek (1632-1723)
menemukan sebuah alat yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda
renik yang disebut dengan mikroskop.
Sebuah mikroskop terdiri atas susunan
dua buah lensa cembung. Lensa cembung yang dekat dengan denda yang diamati
disebut dengan lensa obyektif, sedangkan lensa yang dekat dengan mata disebut
dengan lensa okuler. Jarak fokus lensa okuler dibuat lebih besar daripada lensa
obyektifnya.
Bagaimanakah cara kerja mikroskop?
Ketika melakukan pengamatang dengan menggunakan mikroskop maka benda harus
diletakkan di antara fob dan 2fob (fob <sob<fob).
Bayangan yang dibentuk oleh lensa obyektif selanjutnya dipandang sebagai benda
okuler dan terletak antara titik optik lensa okuler O dan fokus okuler fok
Sifat
bayangan akhir pada mikroskop adalah:
a.
maya,
b.
terbalik,
c.
diperbesar,
d.
di ruang IV okuler atau tak
terhingga
Sebuah mikroskop selalu memiliki
jarak fokus okuler (fok) yang
lebih besar dari pada jarak fokus obyektif ( fob)
Perhatikan
diagram pembiasan cahaya pada mikroskop sebagai berikut.
Semua benda yang diamati pada
mikroskop terletak di ruang II lensa obyektif yaitu untuk membentuk bayangan di
ruang III lensa obyektif setelah dibiaskan oleh lensa obyektif. Bayangan ini
dianggap benda oleh lensa okuler dan terletak di ruang I lensa okuler. Akhirnya
bayangan akhir terbentuk di ruang IV lensa okuler setelah mengalami pembiasan
lensa okuler.
Perbesaran lensa obyektif adalah
perbesaran linier lensa positif yang
besarnya dinyatakan sebagai
dengan
h’ob : tinggi bayangan obyektif hob : tinggi benda obyektif
s’ob : jarak bayangan obyektif sob : jarak benda obyektif
Mob : perbesaran lensa obyektif
Perbesaran lensa okuler mikroskop (Mok)
sama seperti perbesaran lup. perbesaran totalnya adalah
Sedangkan untuk jarak antara lensa
obyektif dan lensa okuler mikroskop adalah d yang besarnya sebagai
berikut.
Untuk mata berakomodasi maksimum
Bayangan hasil pembiasan lensa
obyektif terletak di antara titik fokus
lensa okuler dengan titik pusat lensa okuler, sehingga s’ok < fok.
Untuk mata tak berakomodasi
Bayangan hasil pembiasan lensa
obyektif tepat terletak di titik fokus
lensa okuler sehingga s’ok =
fok
dan s’ ok = tak terhingga.
4.
Teropong atau Teleskop
Teleskop atau alat untuk
mengamati benda-benda yang jauh biasanya terdiri dari :
a.
Sebuah lensa (+), sebagai lensa okuler , yaitu
lensa yang dekat dengan mata.
b. Sebuah
lensa (+), sebagai lensa obyektif, yaitu lensa yang menghadap obyek.
c.
Ciri teleskop :
fob > f0k.
Teropong
Bintang
Teropong bintang mempergunakan dua
lensa cembung / positif yaitu lensa
obyektif dan lensa okuler. Benda yang diamati terletak jauh tak terhingga,
sehingga bayangan jatuh pada fokus obyektif. Titik fokus obyektif berimpit
dengan titik fokus okuler. Jarak fokus obyektif lebih besar dari jarak fokus okuler.
Mata tak berakomodasi
Bintang, sebagai benda terletak jauh tak terhingga s0b=
~ bayangan dari lensa obyektif di fob.
Titik fokus okuler berimpit dengan fokus obyektif. Bayangan dari obyektif sebagi benda pada lensa okuler.
Jadi sok = fob dan sob = fob dan
sok = fok serta
s’ok= ~
Rumus
perbesaran bayangan adalah sebagai berikut.
Panjang teleskop = jarak antara obyektif dan
okuler
Perhatikan diagram berikut ini.
Sifat bayangan akhir pada teropong bintang
untuk mata tidak berakomodasi adalah:
a. maya,
b. terbalik,
c.
diperbesar,
d.
di tak terhingga
(~)
Mata
berakomodasi
Benda
pada jarak jauh sekali s0b= ~
, sehingga bayangan lensa obyektif terletak pada titik fokus obyektif
sehingga s0b = f0b. Bayangan tersebut sebagai benda lensa okuler
. Jadi benda lensa okuler di ruang I lensa okuler. s0k = di ruang I. Bayangan okuler
di ruang IV lensa okuler atau s10k= - PP. Rumus perbesaran bayangan adalah sebagai
berikut.
Panjang teleskop = jarak antara obyektif dan
okuler
Perhatikan diagram pembiasan
cahaya berikut ini.
Sifat bayangan akhir pada teropong bintang
untuk mata berakomodasi adalah:
a.
maya,
b.
terbalik,
c.
diperbesar,
d.
di ruang IV okuler
DAFTAR PUSTAKA
Surya, Yohanes.2009.OPTIKA.
Tangerang: PT Kandel.
Campbell, Neil A., dkk. 1997. Biology Concepts & Connections. Kanada : Benjamin Publishing
Company.
Lewis, Ricki, dkk.2007. LIFE:
sixth edition. USA: McGraw Hill.
Komentar
Posting Komentar