TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME DAN PENERAPANNYA DALAM RPP
PENERAPAN TEORI
KONSTRUKTIVISME
DALAM PEMBUATAN RPP
A. LATAR BELAKANG
Dengan
berbagai macam teknologi yang telah berkembang dizaman sekarang, manusia pun
turut dipermudah untuk menyelesaikan berbagai macam urusannya dalam kehidupan
sehari-hari, termasuk dalam hal belajar. Di zaman sekarang, dengan adanya
teknologi kita bisa belajar kapanpun dan dimanapun, tidak terbatas oleh waktu.
Sebagaimana yang kita ketahui, belajar merupakan proses dimana yang tadinya
tidak tahu menjadi tahu, pengetahuan pun terus bertambah jika kita terus
menerus belajar. Dengan berbagai macam teknologi terkini, kita bisa melakukan
proses belajar secara mandiri atau yang sering kita kenal dengan istilah
otodidak.
Belajar
yang seperti inilah yang sangat mirip dengan teori belajar konstruktivisme yang
mana si pelajar membangun dan mengembangkan sendiri pengetahuan yang telah ia
dapatkan untuk bisa mendapatkan pengetahuan yang lainnya lagi. Hal inilah yang
melatar belakangi penulis memilih teori belajar konstruktivisme dibandingkan
dengan teori belajar lainnya karena proses penerapan teori ini dirasa cocok
diterapkan di zaman sekarang ini. Untuk lebih jelasnya, penulis akan menjelaskan
apa itu teori konstruktivisme beserta pokok-pokok pembahasan yang berkaitan
dengannya, kemudian penulis akan mengaplikasikannya dalam sebuah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengacu kepada kurikulum 2013.
B. TUJUAN PENULISAN
Kognitif
1. Diharapkan pembaca mampu menerangkan pengertian dan
maksud dari teori belajar
konstruktivisme (C2).
2. Pembaca mampu menjelaskan pokok-pokok bahasan yang
terdapat dalam teori belajar
konstruktivisme (C2).
3. Pembaca dapat membandingkan teori belajar
konstruktivisme dengan teori-teori lainnya (C4).
Afektif
Pembaca mampu mempraktekan model teori ini dalam
pembelajaran (A5).
Psikomotorik
Pembaca dapat membuat sendiri sebuah RPP yang mengacu pada teori belajar ini
(P3).
C. TEORI
Pengertian
Konstruktivisme adalah suatu filsafat pengetahuan yang
memiliki anggapan bahwa pengetahuan adalah hasill dari konstruksi (bentukan)
manusia itu sendiri. Manusia menkonstruksi pengetahuan mereka melalui interaksi
mereka dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungan mereka. Menurut teori
belajar konstruktivisme pengetahuan tidak bisa dipindahkan begitu saja dari
guru kepada murid. Artinya, peserta didik harus aktif secara mental membangun
struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya.
Pengetahuan bukanlah suseuatu yang sudah jadi tetapi merupakan suatu proses
yang berkembang terus-menerus.
Pendekatan
konstruktivisme berusaha merubah pendidikan dari dominasi guru menjadi
pemusatan pada siswa. Menurut para ahli dalam konstruktivisme proses belajar,
para siswa didorong untuk menggali dan menemukan masalah mereka sendiri serta
mencoba untuk merumuskan gagasan. Mereka diberikan peluang dan kesempatan yanng
luas untuk membangun pengetahuan mereka.
Piaget (1973) dengan Teori
Konstrktivismenya menyatakan bahwa setiap individu menciptakan makna dan
pengertian baru, berdasarkan interkasi antara apa yang telah dimiliki,
diketahui,dan dipercayai dengan fenomena, pendapat, atau informasi baru yang
dipelajari. Menurutnya, setiap peserta didik membawa pengertian dan pengetahuan
awal yang sudah dimiliki kedalam proses belajar yang harus ditambahkan,
dimodifikasi, diperbarui, direvisi, dan diubah oleh informasi baru yang
dijumpai dalam proses belajar. Secara umum konstrktivisme yaitu mendorong
kolaborasi, kegiatan pendahuluan dan eksplorasi, dan menekankan pemecahan
masalah otentik (Grupta, 2008).
Menurut Glasersfeld (1987) konstruktivisme
sebagai ‘teori pengetahuan dengan akar dalam “filosofi, psychology, dan
cybernetics”. Von Glasersfeld mendefinisikan konstruktivisme radikal selalu
membentuk konsepsi Pengetahuan. Ia melihat Pengetahuan sebagai sesuatu hal yang
dengan aktif menerima apapun melalui pemikiran sehat atau melalui komunikasi.
Hal ini secara aktif terutama membangun pengetahuan. Sedangkan menurut Murpy (1997: 7) kontruktivisme terdiri dari suatu jaringan sesuatu hal dan
berhubungan bahwa kita hidup bersandar pada hidup kita, dan yang lain pun sama terhadapnya, kita percaya, orang lain juga bersandar
juga. Dalam hal ini siswa menginterpretasikan dan membangun suatu kenyataan
berdasarkan pada interaksi dan pengalamannya dengan lingkungannya.
Tokoh-tokoh dan Pokok-pokok Bahasannya
1. Jean Piaget
Teori belajar konstruktivistik yang
dikembangkan oleh Piaget dikenal dengan nama konstruktivistik kognitif (personal constructivism). Teorinya berisi konsep-konsep
utama di bidang psikologi perkembangan dan berkenaan dengan pertumbuhan
intelegensi, yang untuk Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih akurat
merepresentasikan dunia, dan mengerjakan operasi-operasi logis dari
representasi-representasi konsep realitas dunia. Teori ini memiliki fokus
perhatian pada bangkitnya dan dimilikinya schemata—skema bagaimana seseorang
mengenal dunia—dalam saat "tingkatan-tingkatan perkembangan", ketika
anak-anak menerima cara baru bagaimana secara mental merepresentasikan
informasi.
Teori ini dianggap "konstruktivis", yang berarti bahwa, tidak
seperti teorinativis (yang berpendapat bahwa perkembangan kognitif sebagai
perkembangan dari pengetahuan dan kemampuan bawaan) ataupun teori empiris (yang
berpendapat bahwa perkembangan kognitif sebagai perolehan gradual dari
pengetahuan melalui pengalaman), teori ini berpendapat baha kita mengkonstruksi
kemampuan kognitif kita melalui kegiatan motivasi-diri dalam dunia nyata.
Lebih jauh Piaget mengemukakan bahwa
pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui
tindakan. Dari pandangan Piaget tentang tahap perkembangan kognitif anak dapat
dipahami bahwa pada tahap tertentu cara maupun kemampuan anak mengkonstruksi
ilmu berbeda-beda berdasarkan kematangan intelektual anak. Pada teori ini
konsekuensinya dalah siswa harus memiliki ketrampilan unutk menyesuaikan diri
atau adaptasi secara tepat. Ada empat konsep dasar yang diperkenalkan oleh
Piaget, yaitu:
a. Schemata adalah kumpulan konsep atau kategori yang digunakan individu ketika
beradaptasi dengan lingkungan baru, konsep ini sendiri terbentuk dalam struktur
pekiran (Intellectual Scheme) sehingga dengan
intelektualnya itu manusia dapat menata lingkungan barunya. jadi
shemata adalah suatu struktur kognitif yang slalu berkembang dan berubah, karena proses asimiliasi dan proses akomodasi aktif serta
dinamis.
b. Asimilasi adalah proses penyesuian informasi yang
akan diterima sehingga menjadi sesuatu yang dikenal oleh siswa, proses
penyesuian yang dilakukan dalam asimilasi adalah mengolah informasi yanga kan diterima, sehingga memilki kesamaan dengan apa
yang sudah ada dalam skema.
c. Akomodasi adalah penempatan informasi yang sudah di
ubah dalam schemata ynag sudah ada, untuk penempatan tersebut scema perlu menyesuiakan diri.
d. Equilibrium (keseimbangan) adalah sebuah proses
adaptasi oleh individu terhadap lingkungan individu, agar berusaha untuk
mencapai struktural mental atau svhemata yang stabil atau seimbang antara asimilasi dan akomodasi.
2. Teori Vigosky
Teori belajar Vygotsky menekankan pada
sosiokultural dan pembelajaran. Siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya
dipengaruhi oleh lingkungan sosial disekitarnya. Pengetahuan, sikap, pemikiran,
tata nilai yang dimilki siswa akan berkembang melalui proses interaksi. konsep
penting dalam teori Vygosky yaitu Zone Of Proximal
Development (ZPD) dan Scaffolding. Zone Of Proximal Development adalah jarak antara perkembangan sesungguhnya dengan tingkat perkembangan
potensial dimana siswa mampu mengkonstruksikan pengetahuan dibawah bimbingan
orang dewasa. Sedangkan Scaffolding merupakan pemberian kepada peserta didik selama tahap-tahap awal
pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan mmemberikan kesempatan untuk
mengambil alih tanggung jawb yang makin besar setelah dapat melakukannya
sendiri.
Kostrukstivisme sosial Vygosky meyakini
bahwa interaksi sosial, unsur budaya, dan aktivitas yang membentuk pengembangan
dan pembelajaran individu. Vygosky menekankan bahwa semua mental tingkat tinggi
seperti berpikir dan pemecahan masalah dimediasi dengan alat-alat psikologis
seperti bahasa, lambang dan simbol. Vigosky dalam penelitiannya membedakan dua
macam konsep yaitu konsep spontan dan konsep ilmiah. Konsep spontan diperoleh
dari pengetahuan sehari-hari, sedangkan konsep ilmiah diperoleh dari
pengetahuan dan pembelajaran yang diperoleh dari sekolah. konsep ini saling berhungan
antara satu dengan yang lain.
Menurut teori Vygosky untuk dapat menjelaskan bagaimana pengetahuan
dibentuk, maka dirangkum dalam dua penjelasan yang bertahap. Pertama, realitas
dan kebenaran dari dunia luar mengarahkan dan menentukan pengetahuan.
Kedua, faktor eksternal dan internal mengarahkan pembentukan pengetahuan yang
tumbuh melalui interaksi faktor-faktor eksternal (kognitif) dan internal
(lingkungan dan sosial).
Dalam teori Vygosky dalam belajar berarti
terjadi proses perkembangan internal untuk membentuk pengetahuan barunya dengan
bantuan orang lain yang kompeten, dan hal itu terjadi ketika individu
berinteraksi dengan lingkungan dengan lingkungan sosialnya. jadi kesiapan
individu untuk belajar sangat bergantung pada stimulus lingkungan yang sesuai
serta bentuk bimbingan dari orang lain yang berkompeten secara tepat, sehingga
pembelajran menjadi lebih bermakna dan terwujud perkembangan petensinya secara
tepat.
D. ANALISIS TEORI
Berdasarkan
teori-teori dari tokoh yang telah dipaparkan, Piaget menyebutkan bahwa proses
pembelajaran harus dilakukan secara aktif oleh si pembelajar melalui tinadakan
nyata agar pembelajar mampu mengembangkan ilmu yang sudah ia dapat. Sedangkan
menurut Vygosky menjelaskan bahwa disamping proses konstruk oleh masing-masing
individu, diperlukan juga komunikasi dengan lingkungan sekitar. Komunikasi ini
dimaksudkan agar pembelajar tidak melenceng atau “ missunderstanding” dalam
mengasumsikan hasil dari proses belajar yang ia kembangkan. Maka dari itu,
disinilah guru mengambil peran dalam meluruskan jika ada kesalahpahaman
pembelajar dalam proses konstruksi belajarnya. Teori-teori ini sangat bagus
jika diterapkan dalam proses belajar mengajar dimana pembelajar dilatih cara
berlogikanya, dan juga tidak hanya guru saja yang menjadi sumber pengetahuan
melainkan pembelajar jugalah yang bisa menghasilkan pengetahuan baru dari
proses konstruksinya.
E. PENGAPLIKASIAN TEORI KE DALAM RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama
Sekolah : SMP Negeri 1 Cilograng
Mata
Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VII/1 (Operasional Formal)
Materi Pelajaran : Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia
Alokasi
Waktu : 1 pertemuan (90 menit)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam
lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
3.5 Memahami karakteristik zat, serta perubahan fisika dan perubahan kimia
pada zat yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari.
C. Pertemuan 1 : Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia
1. Indikator Pencapaian Kompetensi
a. Mengidentifikasi ciri-ciri dari perubahan fisika dan kimia
b. Menemukan dan memberikan contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengkategorikan jenis perubahan kimia dan fisika.
d. Menggabungkan diri secara aktif dalam diskusi kelompok.
e. Memberanikan diri mengusulkan contoh baru.
f. Siswa mampu memperaktekan ulang contoh perubahan kimia dan fisika.
g. Mendemonstrasikan contoh perubahan kimia dan fisika di depan kelas.
2. Tujuan Pembelajaran
Kognitif ( Pengetahuan )
a. Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri dari perubahan fisika dan kimia hasil dari analisisnya
masing-masing melalui contoh yang diberikan guru (C1).
Hal ini menandakan bahwa siswa mampu mengasah otak untuk membedakan
ciri-ciri perubahan fisika dan kimia secara abstrak, sesuia dengan teori perkembangan kognitif pada usia opreasional
formal ini.
b. Siswa dapat menemukan dan memberikan contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari mengenai perubahan fisika dan
kimia hasil analisisnya masing-masing setelah guru meberikan contoh terlebih
dahulu (C2 & C3).
Kata menemukan & memberikan menunjukan bahwa siswa mampu berpikir
menggunakan logikanya untuk menemukan dan memberikan contoh baru yang ada
disekitar, hal ini berdasarkan pada teori bakat Multiple Intelligence yaitu Inteligensi
matematis - logis serta mendorong perkembangan kreatifitas siswa dalam menemukan hal baru.
c. Siswa dapat mengkategorikan mana yang termasuk perubahan kimia dan mana yang termasuk perubahan fisika
(C5).
Hal ini menunjukan bahwa siswa dapat menggunakan pengetahuan sekaligus
logika untuk mengkategorikan perubahan sesuai jenisnya masing-masing, sesuai
teori bakat Multiple
Intelligence dan teori perkembangan
kognitif.
Afektif ( Sikap )
a. Siswa mampu menggabungkan diri secara aktif dalam diskusi kelompok yang dibuat (A3).
Hal ini menunjukan bahwa siswa mampu membuat dirinya beradaptasi dengan
berbagai macam perilaku berbeda dari teman-temannya sehingga sekaligus siswa
mampu belajar cara menggunakan emosi dalam bersosialisasi dalam kelompok, ini
sesuai dengan teori perkembangan konsep diri dan emosi.
b. Siswa mampu memberanikan diri mengusulkan contoh baru tanpa ditunjuk oleh guru terlebih dahulu (A3).
Hal ini menunjukan bahwa siswa mampu bersikap berani untuk memberikan
usulan sehingga secara tidak langsung siswa berani berkomunikasi tanpa adanya
rasa minder atau takut salah ketika menyampaikan pendapat, hal ini mendukung
teori perkembangan nilai, moral dan sikap siswa.
Psikomotorik ( Keterampilan )
a. Siswa mampu memperaktekan ulang contoh perubahan kimia dan fisika dengan alat sederhana yang telah
disediakan sebelumnya (P3) .
Ini menunjukan bahwa siswa mampu mengingat apa yang sudah dipraktekan guru
kemudian siswa menguji ingatannya dengan cara mempraktekan ulang untuk
menunjukan contoh perubahan fisika dan kimia, hal ini mendukung cara mengatasi lupa dan jenuh dalam belajar.
b. Siswa mampu mendemonstrasikan contoh perubahan kimia dan fisika di depan kelas dengan alat-alat yang
telah disediakan (P4).
Disini dibutuhkan keterampilan siswa dalam mendemonstrasikan contoh
perubahan fisika dan kimia, maka teori perkembangan
psikomotorik lah yang berperan serta.
3. Materi Pembelajaran
Kamu
dapat membengkokkan kawat tembaga, namun kamu tidak dapat melakukannya pada
sebatang lilin. Lilin tidak dapat bengkok tapi patah. Kerapuhan/kegetasan
tersebut merupakan salah satu ciri yang menggambarkan\ lilin. Selain
itu, warna dan bentuknya juga merupakan penggambaran lilin. Ciri suatu materi
yang dapat kamu amati tanpa merubah zat-zat yang menyusun materi tersebut
disebut sifat fisika. Contoh-contoh sifat fisika adalah warna,
bentuk, ukuran, kepadatan, titik lebur dan titik didih.
Pernahkah
kamu memperhatikan peringatan yang dipasang di stasiun pengisian bahan bakar
umum (SPBU)? Setiap SPBU selalu memberi peringatan ”Dilarang merokok”.
Peringatan itu menyatakan bahwa bahan bakar tersebut mudah terbakar.
Kecenderungan suatu zat untuk terbakar merupakan contoh sifat kimia.
Sifat kimia adalah ciri-ciri suatu zat yang menyatakan apakah zat itu dapat
mengalami perubahan kimia tertentu. Banyak zat lain yang mudah terbakar, seperti
LPG, bensin, spiritus, minyak tanah. Dengan mengetahui bahan mana yang
mengandung zat-zat yang memiliki sifat kimia ini, kamu akan dapat
menggunakannya secara aman.
Jika
kamu melihat-lihat dalam toko obat, kamu mungkin melihat banyak obat-obatan
yang disimpan dalam botol-botol gelap. Obat-obatan tersebut mengandung senyawa
dengan sifat kimia yang serupa. Perubahan kimia akan terjadi pada senyawa
tersebut jika terkena cahaya. Perhatikan logam-logam yang ada di sekitarmu,
apakah semuanya dapat bereaksi dengan oksigen yang ada di udara? Besi merupakan
contoh logam yang mudah bereaksi dengan oksigen yang ada di udara, sedangkan
emas tidak bereaksi dengan oksigen yang ada di udara. Mudah tidaknya suatu
logam bereaksi dengan oksigen merupakan sifat kimia logam.
Benda-benda yang kita kenal dalam
kehidupan sehari-hari, seringkali mengalami perubahan. Perubahan tersebut ada
yang bersifat langsung dapat diamati, namun ada juga yang memerlukan waktu lama
untuk diamati. Perubahan benda-benda tersebut dikenal dengan perubahan materi.
Contoh perubahan materi yang berlangsung cepat adalah pembakaran kertas,
sedangkan yang memerlukan waktu yang relatif lama proses berkaratnya besi.
Berlangsungnya perubahan kimia dapat diketahui dengan ciri-ciri sebagai
berikut:
1) Terbentuknya gas.
2) Terbentuknya endapan.
3) Terjadinya perubahan warna.
4) Terjadinya perubahan suhu.
Tabel 5.1 Perbedaan Perubahan Fisika dan Perubahan
Kimia
No.
|
Perubahan Fisika
|
Perubahan Kimia
|
1.
|
Tidak terbentuk zat baru.
|
Terbentuk zat baru.
|
2.
|
Komposisi materi tidak berubah.
|
Komposisi materi sebelum dan sesudah reaksi
mengalami perubahan.
|
3.
|
Tidak terjadi perubahan warna, bau, rasa, dan tidak
terbentuk endapan.
|
Ditandai dengan terbentuknya gas, endapan, perubahan
suhu, perubahan warna, perubahan bau, dan perubahan rasa.
|
Tabel 5.2 Contoh-contoh Perubahan Materi di Alam
No.
|
Perubahan Fisika
|
Perubahan Kimia
|
1.
|
Beras
diubah menjadi tepung.
|
Singkong
menjadi tape.
|
2.
|
Kayu
diubah menjadi kursi.
|
Pembakaran
kayu.
|
3.
|
Gula
dilarutkan dalam air.
|
Makanan
berubah menjadi basi.
|
4.
|
Bola lampu
listrik menyala.
|
Susu
diubah menjadi keju.
|
5.
|
Air
berubah menjadi es.
|
Besi
berkarat.
|
4. Alokasi Waktu
1,5 jam pelajaran (90 menit)
5. Metode Pembelajaran, metode pembelajaran
menggunakan model teori pembelajaran konstruktivisme dimana siswa dibagi dalam
beberapa kelompok.
6. Media Pembelajaran
a.
Alat :
korek api
b. Bahan :
kertas, es
7. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan
· Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam,
berdoa, dan memeriksa kehadiran siswa.
· Apersepsi, siswa
diberi kesempatan untuk mengingat kembali materi yang
sebelumnya dipelajari.
· Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan
ini.
· Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
b. Kegiatan Inti
· Guru menjelaskan
pengertian dan prosesdari perubahan fisika dan kimia.
· Guru
mendemonstrasikan contoh perubahan fisika dan kimia dengan menggunakan
korek
api, kertas dan es.
· Guru meminta siswa
berkelompok, minimal per kelompok berjumlah 4 orang.
· Guru meminta siswa
berdiskusi mengenai contoh perubahan fisika dan kimia beserta
prosesnya minimal
4 contoh.
· Guru meminta
masing-masing kelompok mempresentasikan dan mendemonstrasikan
(jika siswa
mempunyai alat dan bahannya) hasil dari diskusi. Untuk mendemonstrasikan perubahan fisika dan kimia, ini dituntut kekreatifitasan masing-masing siswa.
c. Penutup
· Guru bersama-sama dengan
siswa membuat kesimpilan dari hasil diskusi dan dari
materi yang telah dibahas
· Guru memberikan tugas/PR
kepada siswa untuk mencari contoh perubahan lainnya
dalam skala besar.
· Guru menutup pelajaran
hari ini dengan mengucapkan Alhamdulillah.
8. Penilaian Hasil Belajar, teknik penilaian dengan cara tes tulis
atau soal pilihan ganda.
Sumber :
E.Slavin, Robert.Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Indeks.2011
Glasersfeld, Von. 1988. Cognition, Construction of
Knowledge, and Teaching. Washington DC
:National Science Foundation.
Grupta, A. 2008. Construction and Peer Collaboration
in Elementary Mathematics Education: The
Connection to Estimology. Eurasia Journal of Mathematics, vol 4, no.4,381-386.
Piaget, J.1973. The Child and Reality (W.Mays, Trans).
London : Routledge dan
Kegan
Paul.
Tedjo.IPA SMP Kelas VII. http://tedjo21.files.wordpress.com/2009/09/05-ipa-kls-7-bab-4.pdf
Komentar
Posting Komentar