OPTIK: Polarisasi
POLARISASI
Disusun oleh:
Kelompok 6 / Pendidikan Fisika 5B
Gita Verawati
Rhodiatussholihah
Rosita Nur Azmi
Polarisasi
Suatu
tali dilewatkan pada suatu papan bercelah (lihat gambar di atas). Salah satu
ujung tali diikat di titik C. Pada waktu tangan digetarkan vertikal, usikan
akan merambat pada tali melalui celah A dan tiba di ujung C. Tetapi ketika
tangan digetarkan ke segala arah, tidak semua usikan akan tiba di titik C,
hanya usikan yang arah vertikal saja yang dapat melewati celah A dan tiba di C.
Peristiwa lewatnya gelombang pada celah A ini dinamakan polarisasi, sedangkan
gelombang yang dapat melewati celah A dinamakan gelombang terpolarisasi.
Polarisasi boleh juga didefinisikan sebagai peristiwa penyearah dari getaran
gelombang. Sedangkan gelombang terpolarisasi adalah gelombang yang bergetar
pada satu bidang getar saja. Arah getaran gelombang tali yang melewati celah A
(arah vertikal) dinamakan arah getar polarisasi.
Suatu
gelombang cahaya dapat terpolarisasi dengan beberapa metode, yaitu:
1.
Polarisasi akibat Pembiasan (Absorpsi Selektif)
Cara
ini merupakan cara yang paling umum untuk mendapatkan cahaya terpolarisasi. Di
sisi dibutuhkan suatu material yang mampu menyerap semua gelombang yang tidak
diinginkan dan meloloskan cahaya yang arah getar medan listriknya tertentu.
Material seperti ini disebut zat dikroik. Pada tahun 1938, E.H Land menemukan
sejenis zat dikroik yang dinamakan polaroid.
2.
Polarisasi akibat Pemantulan
Ketika
cahaya tak terpolarisasi datang pada suatu medium, sebagian cahaya akan
dibiaskan dan sebagian lain dipantulkan. Cahaya yang dibiaskan tidak
terpolarisasi tetapi cahaya yang dipantulkan dapat terpolarisasi tergantung
sudut datangnya. Sudut datang dimana cahaya
yang dipantulkan akan terpolarisasi dinamakan sudut polarisasi atau sudut
Brewster.
3.
Polarisasi akibat Pembiasan Ganda
Apabila
cahaya melewati suatu bahan yang mempunyai nilai indeks bias ganda/lebih.
Contoh bahannya adalah: Kalsit, Mika, Kristal Es, Gula dan Kuarsa.
4.
Polarisasi akibat Hamburan
Berkas
cahaya yang melewati gas akan mengalami polarisasi sebagian karena
partikel-partikel gas dapat menyerap dan memancarkan kembali cahaya yang
mengenainya. Penyerapan dan pemancaran cahaya oleh prtikel-partikel gas disebut
hamburan. Oleh karena peristiwa hamburan ini, langit pada siang hari tampak
berwarna biru. Hal tersebut dikarenakan partikel-parikel udara menyerap cahaya
matahari dan memancarkan kembali (terutama) cahaya biru. Demikian pula, pada
pagi hari dan sore hari, partikel-partikel udara akan menghamburkan lebih
banyak cahaya merah (melalui kolom udara yang lebih panjang) sehingga pada pagi
dan sore hari, cahaya matahari tampak lebih banyak memancarkan cahaya merah.
Sebaliknya, di bulan tidak ada yang dapat menghamburkan cahaya matahari karena
bulan tidak memiliki atmosfir. Oleh karena itu, atmosfir bulan akan tampak
gelap.
DAFTAR PUSTAKA
Surya, Yohanes.2009.OPTIKA. Tangerang: PT Kandel.
Komentar
Posting Komentar