Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

ARTIKEL FISIKA INTI

Gambar
BATAN PERINTIS SUMBER ENERGI MASA DEPAN Rosita Nur Azmi NIM.1113016300057 Tepat pada hari selasa, 3 Mei 2016, sekitar pukul 7.30 pagi kami berangkat menuju Serpong dalam rangka mengadakan kunjungan ke BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) untuk memenuhi tugas matakuliah Fisika Inti. Bersama bu Ai Nurlaela M.Si, selaku dosen matakuliah tersebut, kami tiba disana sekitar pukul 9.00 dengan disambut baik kedatangannya oleh para pengurus BATAN. 

OPTIK - Efek Doppler pada GEM (Gelombang Elektromagnetik)

Gambar
EFEK DOPPLER PADA GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK (GEM) (sumber) Disusun oleh: Kelompok 6 / Pendidikan Fisika 5B Gita Verawati Rhodiatussholihah Rosita Nur Azmi

OPTIK: Polarisasi

Gambar
POLARISASI (sumber) Disusun oleh: Kelompok 6 / Pendidikan Fisika 5B Gita Verawati Rhodiatussholihah Rosita Nur Azmi Polarisasi Suatu tali dilewatkan pada suatu papan bercelah (lihat gambar di atas). Salah satu ujung tali diikat di titik C. Pada waktu tangan digetarkan vertikal, usikan akan merambat pada tali melalui celah A dan tiba di ujung C. Tetapi ketika tangan digetarkan ke segala arah, tidak semua usikan akan tiba di titik C, hanya usikan yang arah vertikal saja yang dapat melewati celah A dan tiba di C. Peristiwa lewatnya gelombang pada celah A ini dinamakan polarisasi, sedangkan gelombang yang dapat melewati celah A dinamakan gelombang terpolarisasi . Polarisasi boleh juga didefinisikan sebagai peristiwa penyearah dari getaran gelombang. Sedangkan gelombang terpolarisasi adalah gelombang yang bergetar pada satu bidang getar saja. Arah getaran gelombang tali yang melewati celah A (arah vertikal) dinamakan arah getar polarisasi.

OPTIK: Difraksi Cahaya

Gambar
DIFRAKSI CAHAYA (Sumber) Disusun oleh: Kelompok 6 / Pendidikan Fisika 5B Gita Verawati Rhodiatussholihah Rosita Nur Azmi DIFRAKSI Difraksi adalah peristiwa pelenturan muka gelombang ketika melewati celah sempit. Pola difraksi gelombang cahaya dapat diamati dengan eksperimen menggunakan difraksi celah tunggal dan kisi difraksi. Difraksi Celah Tunggal Pada titik O di layar B semua sinar memiliki panjang lintasan optis yang sama. Karena semua sinar yang jatuh di O memiliki fase yang sama maka titik O memiliki intensitas maksimum. Sekarang kita tinjau titik P. Sinar meninggalkan celah dengan sudut θ . Sinar r1 berasal dari bagian atas celah dan sinar r2 berasal dari pusatnya. Jika dipilih sudut θ  sedemikian sehingga selisih lintasannya adalah 1/2 λ maka r1 dan r2 berlawanan fase dan tidak memberikan efek apapun pada P. Setiap sinar dari setengah bagian atas celah akan dihapuskan

OPTIK: Interferensi Cahaya

Gambar
INTERFERENSI CAHAYA (sumber) Disusun oleh: Kelompok 6 / Pendidikan Fisika 5B Gita Verawati Rhodiatussholihah Rosita Nur Azmi INTERFERENSI Interferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang baru. Jika kedua gelombang yang terpadu sefase, maka terjadi interferensi konstruktif (saling menguatkan). Gelombang resultan memiliki amplitudo maksimum. Jika kedua gelombang yang terpadu berlawanan fase, maka terjadi interferensi destruktif (saling melemahkan). Gelombang resultan memiliki amplitudo nol. Setiap orang dengan menggunakan sebuah baskom air dapat melihat bagaimana interferensi antara dua gelombang permukaan air dapat menghasilkan pola-pola bervariasi yang dapat dilihat dengan jelas. Pola interferensi dua cahaya diselidiki oleh Fresnel dan Young. Fresnel melakukan percobaan interferensi dengan menggunakan rangkaian dua cermin datar untuk menghasilkan dua sumber cahaya kohern dan sebuah sumber cahaya di depan cermin. Young mengguna

OPTIK: Dispersi Cahaya

Gambar
DISPERSI CAHAYA (sumber) Disusun oleh: Kelompok 6 / Pendidikan Fisika 5B Gita Verawati Rhodiatussholihah Rosita Nur Azmi DISPERSI Gejala dispersi cahaya adalah gejala peruraian cahaya putih (polikromatik) menjadi cahaya berwarna-warni (monokromatik). Cahaya putih merupakan cahaya polikromatik, artinya cahaya yang terdiri atas banyak warna dan panjang gelombang. Jika cahaya putih diarahkan ke prisma, maka cahaya putih akan terurai menjadi cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Cahaya-cahaya ini memiliki panjang gelombang yang berbeda. Setiap panjang gelombang memiliki indeks bias yang berbeda. Semakin kecil panjang gelombangnya semakin besar indeks biasnya. Disperi pada prisma terjadi karena adanya perbedaan indeks bias kaca setiap warna cahaya. Seberkas cahaya polikromatik diarahkan ke prisma. Cahaya tersebut kemudian terurai menjadi cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Tiap-tiap cahaya mempunyai sudut deviasi