CREEPYPASTA - OLD MAN
Lelaki
Tua
Aku tidak tahu apakah kau akan
ketakutan atau tidak setelah mendengar cerita ini, namun kuberitahu satu hal,
aku amat sangat ketakutan.
Ketika aku berumur 12 tahun,
orang tuaku menyewa sebuah rumah di Massachusetts, letaknya beberapa mil dari
pantai. Kami tinggal disana hanya selama musim panas, dan kami sangat
bergembira mengingat akan melewati 3 bulan di tempat bersejarah di New England
tersebut.
Sebelumya rumah ini dihuni oleh
seorang wanita bernama Virginia. Dia belum menikah dan telah tinggal di rumah
tersebut selama bertahun-tahun dengan ayahnya yang sudah tua, yang aku tidak
tahu siapa namanya. Virginia terlihat seperti wanita normal pada umumnya, namun
orang tuaku belum pernah bertemu dengan ayahnya, dan kami hanya beberapakali
bicara dengannya, hanya sampai transaksi selesai, itupun sebagian besar
transaki dilakukan melalui makelar.
Rumah yang akan kami tempati sangat
bagus. Memang terlihat kecil ketika dilihat dari luar, tapi ketika kau sudah memasukinya,
terdapat beberapa ruang kecil. Didalam ruangannya terdapat cukup banyak lemari
dan sebuah WC juga di tengah ruangan ada tangga spiral yang menuju ke lantai
atas dimana terdapat empat ruangan kecil yang mana salah satunya adalah
kamarku.
Menjadi anak berusia 12 tahun
yang memiliki pikiran yang terlalu berlebihan, aku sangat takut tinggal
dilantai atas pada saat malam hari. Orangtuaku tidur di lantai bawah, di ruangan
yang baru ditambahkan di rumah itu. Aku merasa benci berada jauh dari mereka. Setelah
berkali-kali merengek karena tidak bisa tidur dengan tenang selama di lantai
atas, akhirnya orangtuaku mengizinkanku untuk tidur di lantai bawah menempati
ruangan kamar tua yang memiliki satu perapian dan dua akses pintu yang mengarah
ke dapur dan ruang tamu.
Aku sangat senang dengan penataan
baru ini dan aku yakin nanti malam aku akan tidur dengan tenang.
Malam itu, setelah mengucapkan
selamat malam pada orangtuaku, aku duduk-duduk di sofa kamar dengan rasa puas. Namun
tidak lama kemudian, segera setelah aku memejamkan mata, aku merasakan sensasi
aneh. Aku merasa sedang diawasi, seperti ada seseorang yang berada di sisi
bahuku. Dengan ketakutan ku buka mata, namun tidak ada siapapun disana. Ruangan
itu terasa sepi. Aku merasa benar-benar seperti seorang diri berada di rumah
itu. Sedikit lebih tenang, kemudian ku tutup mataku kembali, namun kemudan
perasaan itu muncul kembali. Ini sangat sulit dijelaskan, namun kau tahu
bagaimana orang buta bisa merasakan keadaan lingkungan dengan indra perasanya
yang kuat? Perasaan ini kurang lebih seperti itu. Meskipun ketika aku membuka
mata kembali dan mendapati tak ada seorangpun berada di kamarku, namun aku yakin
kalau ada seseorang yang sedang mengawasi. Aku benar-benar tidak bisa menjelaskan
bagaimana aku bisa tahu. Namun, setelah melihat-lihat sekeliling ruangan dan
tak menemukan bukti apapun, aku memaksakan diri untuk tidur dan memejamkan mata
erat-erat, tidurku sangat gelisah malam itu.
Setelah beberapa minggu kemudian,
aku mengajak seorang teman untuk menginap. Tadinya dia memaksaku agar malam
nanti kami tidur di lantai atas, namun aku bersikeras meyakinkan dia bahwa
lebih baik tidur di lantai bawah. Meskipun sebenarnya belum pernah terjadi
apa-apa di atas sana, namun entah mengapa aku masih merasa tidak tenang jika
haus tidur di lantai atas.
Malam itu, setelah berjam-jam
kami bergosip ala gadis berusia 12 tahun, kami jatuh tertidur. Aku tidak
mengatakan padanya tentang perasaan anehku yang merasa diawasi. Aku tidak ingin
membuatnya panik.
Aku tidur nyenyak malam itu,
mungkin karena ada teman disampingku.
Pagi harinya, ketika aku membuka
mata, aku melihat temanku terbangun sembari melihat ke arahku.
”Katie”, dia memanggilku dan
berkata, “aku nggak lagi gila, tapi tengah malam aku terbangun dan merasa
seperti-”
“Oh tuhan”, potongku, “apa kau
merasa seperti ada seseorang yang mengawasimu?”
“pada awalnya-” dia berkata,
namun kemudian dia tergagap sembari menatap ke satu arah, di belakangku, aku
berbalik dan melihat ada seorang lelaki tua yang tersenyum dan kemudian
menghilang di depan pintu yang terhubung ke dapur.
Kami saling bertatapan dalam
kengerian, kemudian pintu itu tiba-tiba berderik perlahan-lahan dan terbuka
hanya sampai setengahnya, kami sangat yakin semalam telah menguncinya dari
dalam.
Aku menceritakan kejadian ini kepada
orangtuaku ketika temanku sudah pulang, namun orngtuaku malah mengabaikan
ceritaku karena mereka pikir itu hanyalah imajinasiku yang terlalu berlebihan.
Ketika musim panas berakhir, kami
kembali pulang ke rumah. Aku penasaran untuk mencari sejarah rumah tersebut
melalui internet, dan aku menemukan hal yang sangat mengejutkan. Virginia telah tinggal
di rumah tersebut selama 20 tahun bersama ayahnya yang sudah tua, seorang pria
tua yang memiliki catatan kejahatan mengenai pelecehan seksual dan didiagnosa
mengidap gangguan demensia ketika berusia 83 tahun. Setelah bebas dari penjara
dia kembali tinggal bersama putrinya dan meninggal beberapa bulan kemudian.
*Demensia
= gangguan kronis atau persisten dari proses mental yang disebabkan oleh
penyakit otak atau cedera dan ditandai dengan gangguan memori, perubahan
kepribadian, dan penalaran terganggu.
Komentar
Posting Komentar